Sejarah kota Thaif – Apakah kota Thaif termasuk kota yang penuh dengan kejelekan bagi Rasulullah ? Ataukah kota yang memberikan banyak kebaikan bagi Rasulullah? bagaimanakah sejarah kota Thaif yang sebenarnya?

Tiga tahun sebelum hijriah menjadi salah satu bukti kelembutan hati Rasulullah pada semua umat manusia termasuk orang-orang yang telah menganiayanya. Pada tahun tersebut Rasulullah diuji dengan wafatnya Istri tercinta Siti Khadijah yang selalu memberikan semangat dan dukungan harta yang ia miliki.

Bukan hanya di tinggal oleh istri tercinta, pada tahun tersebut Rasulullah juga kehilangan paman tercinta  yaitu Abu Thalib. Semasa hidupnya, Abu Thalib selalu menjadi orang pertama yang melindungi Rasulullah dari orang-orang yang hendak mencelakakan Rasulullah.

Meskipun Abu Thalip tidak memeluk agama Islam, bahkan menjadi pembesarnya orang kafir Quraisy, ia selalu berusaha melindungi Rasululah dari mara bahaya. 

Pada tahun tersebut, Rasulullah mendapati penganiayaan yang sangat tidak baik dari kafir Quraisy, sehingga Rasulullah memutuskan untuk meminta perlindungan kepada penguasa Thaif yaitu Tsaqif. 

Untuk menuju kota Thaif Rasulullah tidak menggunakan kendaraan apapun, beliau hanya berjalan kaki dengan di temani oleh Bekas Budaknya yaitu Zaid bin Haritsah.

Rasulullah tinggal di kota Thaif selama sepuluh hari saja, hal ini di sebabkan karena sikap kaum Tsaqif yang sangat brutal terhadap beliau. Ketika Rasulullah bersama Zaid bin Haritsah menyampaikan risalah Allah, mengajak pada agamanya Allah, mereka malah melempari Rasulullah dan Zaid bin Haritsah dengan batu sehingga membuat luka yang parah.

Kota Thaif
Kota Thaif ( Cr:Google)

Addas Memeluk Islam

Setiap harinya Rasulullah dan Zaid tidak henti – hentinya menyiarkan agama Allah, berdakwah di jalan-jalan hingga di beberapa pasar, akan tetapi setiap beliau berdakwah yang didapatkan hanyalah cacian dan lemparan batu yang terus melukai sekujur tubuhnya. Siksaan yang tidak ada hentinya itu membuat beliau merasa putus asa dan memutuskan kembali ke Makkah.

Malam hari sebelum Rasulullah dan Zaid bin Haritsah memutuskan untuk kembali pulang ke Makkah, beliau memutuskan untuk berlindung di kebun kurma milik Utbah bin Rabi’ah dan akan melanjutkan perjalanan pulang ke Makkah keesokan harinya.

Dimalam itu Rasulullah berdoa kepada Allah

 

اَللُّهُمَّ اِلَيْكَ اَشْكُوْ ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيْلَتِيْ وَهَوَانِيْ عَلَى النَّاسِ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ، وَاَنْتَ رَبِّي، اِلَى مَنْ تَكِلُّنِيْ اِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِيْ ؟ اَوْ اِلَى عَدُوٍّ مَلَكْتَهُ اَمْرِيْ ؟ اِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ اُبَالِيْ وَلَكِنْ عَافِيَتَكَ هِيَ اَوْسَعُ لِيْ، أَعُوْذُ بِنُوْرِوَجْهِكَ الَّذِيْ اَشْرَقَتْ بِهِ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ اَمْرُ الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ مِنْ اَنْ تُنَزِّلَ بِي غَضَبُكَ اَوْ تَحُلُّ بِي سَخَطُكَ، لَكَ الْعَتْبَي حَتَّى تَرْضَي، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِكَ

“Wahai Rabb-Ku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Rabb-ku yang Maha Rahim. Engkaulah Robbnya orang-orang yang lemah dan Engkaulah Robb-ku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkamku, atau kepada keluarga yang Engkau berikan kepadanya urusanku, tidak ada keberatan bagiku asal Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap. Dan atas-Nyalah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahanMu atau dari Engkau turun atasku adzab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau.”

Teryata ketika Rasulullah sedang berdoa, ada dua anak Rabi’ah yang mendengarkannya, dan membuat hati kedua tersentuh. Dua putranya ini lantas langsung memerintahkan budaknya yaitu Addas untuk memetik anggur dan diberikan kepada Rasulullah dan Zaid bin Haritsah.

Pada saat Rasulullah hendak menikmati buah anggur yang diberikan kepadanya, beliau membaca doa Bismillahirrahmanirrahim. Mendengar doa yang di ucapkan oleh beliau, Adds berkata “ kalimat tersebut adalah kalimat yang sering diucapkan oleh penduduk Negeriku” Rasulullah terheran dan langsung bertanya kepadanya “Dari Negeri manakah kamu berasal dan apa agamamu?” 

Setelah Rasulullah bertanya kepada Addas, kemudian Addas mengatakan  bahwa dia berasal dari Ninwe yang merupakan kota kecil berdekatan dengan Mosul, Irak dan memeluk Agama nasrani.

Mendengar jawaban dari Addas kemudian Rasulullah bercerita bahwa daerah tersebut merupakan daerah orang solih, yaitu Nabi Yunus bin Matta. Ucapan Rasulullah membuat Addas penasaran dan banyak bertanya tentang Yunus bin Matta, hingga akhirnya Addas memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Masjid Abdullah bin Abas Kota Thaif
Masjid Abdullah bin Abas Kota Thaif (Cr:Google)

Lokasi https://goo.gl/maps/qAd1sKuGxhkHUnuK6

Kembali ke Kota Makkah 

Sebelum kembali ke kota Makkah, Rasulullah  mengirimkan Zaid bin Haritsah kepada Muth’im bin ‘Adiy untuk meminta perlindungan. Muth’im bin ‘Adiy kemudian mengirimkan anak-anaknya untuk menjemput Nabi Muhammad SAW danmengawalnya hingga tiba dengan selamat di kota Mekah.

Keesokan harinya di tengah perjalanan  pada saat Rasulullah menjelang pulang ke Makkah, datanglah malaikat Jibril bersama malaikat penjaga dua gunung Thaif. 

Malaikat Jibril berkata “ sesungguhnya doa engkau di dengar oleh Allah dan Allah mengetahui semua ucapan dan perbuatan yang mereka perbuat kepadamu, dan Allah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu, supaya kamu perintah kepadanya menurut kehendak mu kepada kaum Bani Tsaqif.

Malaikat penjaga gunung berkata “Jika engkau menghendaki kedua gunung yang berseberangan ini saling bertabrakan agar seluruh penduduk desa yang berada di tengah-tengah gunung sama hancur semua, maka akan aku laksanakan saat ini juga”.

Mendengar ucapkan Malaikat Jibril dan Malaikat penjaga gunung, Rasulullah berkata “Tidak! Saya berharap, semoga Allah memberikan keturunan dari mereka orang yang menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun”.

Kemenangan Kota Thaif 

Pada tahun kedelapan Hijriyah yaitu 630 Masehi, Rasulullah memerintahkan 10 ribu pasukan dari Madinah untuk melaksanakan ibadah Haji di Baitullah. Perjuangan melaksanakan ibadah haji tidaklah mudah.

Pada saat melaksanakan ibadah haji terjadilah beberapa peperangan termasuk pengepungan untuk merebut kota Thaif dari orang-orang kafir. Namun setelah 15 hari pengepungan umat muslim memutuskan untuk mundur dan fokus kembali melaksanakan ibadah haji.

Setelah umat muslim melaksanakan ibadah haji, umat muslim mendapatkan kabar bahwa pasukan Romawi akan menyerang orag-orang Islam. Mendengar kabar tersebut, membuat Rasulullah dan para sahabat mempersiapkan diri dan peralatan untuk menghadapi penyerangan dari bangsa Romawi.

Rasulullah mengutus 30 ribu pasukan menuju Tabuk untuk mempersiapkan pasukan kafir dari Romawi. Ketika sudah di Tabuk, ternyata tidak ada satupun pasukan Romawi yang datang.

Hal tersebut membuat wilayah sekitar Tabuk tunduk kepada rasulullah, sehingga mereka memberikan bantuan dan membayar Jizyah.

Selesainya dari Tabuk, Umat Muslim berencana untuk menyerang Thaif. Sebelum penyerangan terjadi, ternyata informasi tersebut sudah terdengar oleh pembesar Bani Tsaqif dan Hawazin.

Pasukan  Bani Tsaqif dan Hawazin langsung mengunjungi Rasululullah di Makkah dengan menyatakan bahwa Tsaqif terbuka untuk umat Muslim, para penduduk mengabdikan diri dan mendukung perjuangan islam.

Akhirnya pembesar mereka yaitu Urwan bin Mas’ud mengajak para masyarakat untuk bersyahadat menetapi agama Islam. Para tahanan di bebaskan, berhala Allatta serta simbol paganisme lainnya di hancurkan, dan mereka bergotong- royong membangun Masjid.

Setelah kota Thaif sudah di kuasai oleh umat Muslim, Rasulullah mengutus beberapa Sahabat untuk berdakwah di Thaif, salah satu sahabat yang di utus adalah Abbas.

Abbas adalah salah satu sahabat Rasulullah yang dikenal teliti meriwayatkan hadist. Ketia ia mendengar sebuah riwayat hadist, ia langsung menelusuri dengan teliti sumber daripada hadist tersebut, apakah benar haist tersebut asli sabda Rasulullah atau tidak.

Demikian sejarah kota Thaif yang awalnya memberikan luka berat untuk Rasulullah hingga beliau besar hati untuk tidak melaknat kota tersebut, yang pada akhirnya kota tersebut berhasil di kuasai umat muslim dengan mudah.

Lokasi : https://goo.gl/maps/KT3yceTqF9W1YLWY6


Leave a Reply

Your email address will not be published.